Senin, 02 Mei 2016

HARDIKNAS 2016 : GUNAKAN PERUBAHAN SEBAGAI KESEMPATA



  
Ahmad Takbir Abadi Dok.Ist
 
Sejarah pendidikan di Indonesia telah berlangsung sejak lama. I Tsing, pendeta Budha yang singgah di kerajaan Sriwijaya pada 687 masehi, menjelaskan bahwa Palembang di masa tersebut merupakan pusat agama Budha dimana pemikir dari berbagai negara berkumpul disana. Hanya saja, pendidikan saat itu belum diatur dan berfokus pada ajaran Budha.

Peranan pemerintah dalam mengatur pelaksanaan pendidikan terjadi sejak 1950 melalui draf undang-undang wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun. Prioritas dalam pendidikan semakin ditekankan pada era pemerintahan presiden Soeharto yang diwujudkan dalam pendirian hampir 40.000 sekolah dasar baru pada akhir 1980an sehingga memungkinkan tercapainya target wajib belajar 6 tahun.

Upaya meningkatkan mutu dan partisipasi pendidikan terus berlanjut hingga kini. Mempelajari sejarah perkembangan pendidikan mestinya membuat kita dapat memahami apa saja yang telah dicapai lewat pendidikan dan mengevaluasi perbaikan yang dibutuhkan untuk menciptakan mutu dan partisipasi pendidikan yang lebih baik
Pendidikan indonesia tumbuh  sebagai aspek yang paling penting dalam kehidupan rasional sebuah negara, pendidilan digunakan sebagai titik acuan perkembangan semua bidang yang terkait sosial dan rohani, dalam kebiasaaannya pendidikan banyak melahirkan aspek yang berfungsi untuk merubaha yang baik menjadi lebih baik.
Pendidikan Dahulu
Tak heran rasanya ketika kita simpulkan bahwa kemerdekaan yang kita rasakan sekarang adalah buah dari perkembaangan pendidikan pada saat masa koloniaslime dan penjajahan jepang, adanya taktik dari pemerintah belanda dan jepang untuk mendirikan sekolah rakyat,sehingga  kesempatan ini tidak dibuang percuma oleh masyarakat indonesia karena hal ini dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai aspek meraih kemerdekaan diatas kaki dan tanah sendiri.
Adanya proses didalam pendidikan itu membuat masyarakat dan anak bangsa , berusaha untuk membuka mata dan mencoba untuk mengerti arti kata penjajahan , anak bangsa pada saat itu mendapatkan sebuah kesadaran akan kebebasan generasi selanjutnya , mereka semua hanya berharap dan bertanya-tanya dalam hati”Kapan Ini semua akan berkahir”
Dengan semangat yang ada didalam jiwa dan raganya, sehingga rasa nasionalisme muncul untuk meraih kemerdekaan, berusaha belajar dan berjuang walau mempertaruhkan umur,tenaga dan luka, berusaha berjuang dan semangat untuk mengabdi dan melawan ketidakadilan yang sangat mencekam walau harus merelakan nyawa dan masa depan.
Tersirat dalam raganya bahwa biarpun mereka  mati dan gugur karena berjuang untuk mengakhiri penindasan dan memitik kemedekaan, namun perjuangan mereka tetap akan bercerita dalam sejarah,  tetapi generasi berikutnya dapat membaca kisah sejarah mereka, biarpun mereka mati tanpa kepala, tetapi generasi dibelakangnya mampu membuktikan agar kejadian itu tak akan terjadi di masa kemerdekaan sekarang, biarpun mereka mati karena mencari keadilan yang bersemayan dengan penindasan, tetapi generasi dibelakangnya mampu menegakkan keadilan dan memilihara keadilan sebagai bentuk untuk menolak keangkuhan. Biarpun mereka yang dulunya menulis sebuah karya diatas jasad yang bertinta darah merah, namun mereka berharap generasi berikutnya mampu menuliskan karya indonesia diatas mata dunia, Biarpun mereka yang dulunya menyimpan kepala dan harga dirinya dibawah sepatu bangsa kolonialisme , namun mereka berharap generasi berikutnya mampu menempatkan kepala dan harga dirinya untuk membuktikan  generasi indonesia adalah generasi yang mempunyai nilai dan jati diri yang tidak mudah untuk memberikan harga dirinya sekilupun bangsa itu adalah bangsa adidaya.
Pendidikan indonesi dimasa silam adalah sebuah deretan proses yang sikian lama sudah mengatap dalam lemabaran sejarah. Pendidikan kita dulu merupakan titik kesedihan ,dan menjadikan perubahan sebagai sesuatu yang akan menghapus air mata kesedihan, menjadikan perubahan sebagai bentuk untuk berani berdiri dikaki dan ditanah sendiri, sehingga berani untuk membunuh luka,dan duka sepanjang masa.

Pendidikan Kini!

Jangan lupa  dan mencoba mengingatnya , 2 Mei 1889 laahir seorang pria yang merombak perubahan perbudakan menjadi sesuatu yang melahirkan jiwa dan roh masyarakat indonesia. KI HAJAR DEWANTARA, merupakan titik tumbuhnya pendidikan indonesia ini, 3 Semboyang sebagai semangat untuk melahirkan pendidikan, Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).

Kini Tut Wuri Handayani adalah kalimat yang selalu dikenakan oleh generasi muda indonesia, berada di dasi dan topi merah untuk SD sederajanta, Biru untuk SMP Sedarajatnya , serta Abu-abu untuk SMA sederajantnya, menjadi identitas pendidikan struktur indonesia.

Menjadi kebutuhan pokok yang dilindungi oleh negara atas perintah undang-undang menjadikan pendidikan kini sebagai kewajiban nomor satu dan harus dirasakan oleh seluruh masyarakat indonesia tanpa terkecuali. 

Perjalanan pendidikan indonesia setelah disuarakannya kemerdekaan, mendapat berbagai dilema dan permasalahan, harapan tak selurus dengan tujuan membuat pendidikan sebagai bahan praktik salah arah. 

Tertulis dengan kenyataan bahwa jika pendidikan suatu negara hancur lebur maka dengan mudah negera itu akan berantakan, pemerintah kini berusaha menyusun sistem pendidikan sebaik mungkin, dengan berbagai upaya dan solusi.  

Beberapa tujuan penting pendidikan indonesia adalah menjadikan pelajar sebagai manusia berkarakter dan berintelektual  untuk menjawab tantangan zaman, menjadikan pelajar indonesia sebagai manusia yang berprestasi dan membuktikan nama indonesia dimata dunia, dan membuktikan bahwa indonesia sangat pantas untuk duduk satu meja dengan negara maju.
Sisi baik itu tak sejalan dengan pelajar yang ada di pelosok desa , disebelah sungai , ditepi hutan bahkan dibelakang gunung, kepantasan kita untuk berbicara dan duduk riang dengan tokoh-tokoh dunia harus  kita pikir dua kali, bukankah kita tahu bahwa pendidikan itu penting ?, bukan kah kita tahu bahwa tangan satu siswa sangat berarti untuk siswa yang lainnya?, bukankah kita tahu bahwa kemajuan bangsa kita sangat berpengaruh terhadap siswa yang ada pelosok desa, disebelah sungai bahkan dibelakang bukit, Mereka adalah saudara kita.


Kita hanya terus belajar dengan keegoisan kita dan menolok peduli dengan merekaa yang tidur digelap malam,tepat ditrotoar jalan, menjadi pemulung, dan diperjual belikan untuk negara lain.
Inikah yang diinginkan atau diharapkan oleh pendidikan kita dulu, apakah hasil pendidikan yang sudah berumur tua ini sudah kita raih, kesenjangan , kemiskinan, pembodohan, kesemrautan, pembunuhan, pencurian,bahkan peperangan antar saudara. 

Apakah pendidikan kita sekarang ingin melahirkan orang-orang yang yang rakus akan kekuasaan, mengharapkan pemimpin yang bersuara tanpa makna, melahirkan pejabat yang peduli dengan kekuasaaan dan melebur rasa persaudaraan. ??

Apakah pendidkan kita sekarang ingin melahirkan orang-orang yang  berani bermain-main dengan uang rakyatnya, pegawai yang bolos kerja dan menolok berpikir untuk kepentingan orang banyaka, melahirkan generasi muda yang rakus akan kekuasaan , melahirkan pemimpin yang pintar berdialetika dan bersandiwara dikontes pemilahan, ?


Apakah pendidiakan kita sekarang ingin melahirkan pelajar yang ingin membunuh bangsanya, yang minum minuman keras dan bersua dengan asap rokok, pelajar yang ahli dibidang pembunuhan, pelajar yang ahli berbicara namun lupa usaha, pelajar yang malas karena kecanggian zaman, pelajar yang manja kerana modernisasi, pelajar yang durhaka karena menutup kuping, dan pelajar yang sok pintar dan bungkam menuliskan kebenaran.

Inilah kenyataaan yang dinamakan hasil dari pendidikan selama ini, dihari pendidikan nasional kesadaran untuk berubaha karena mimpin dan cita-cita. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia adalah kalimat yang dicanangkan undang-undang dasar 1945 sebagai tujuan negara agar kemajuan negara kita yang dulunya hanya sebatas mimpi kini menjadi kenyataan .
Gunakan perubahan sebagai kesempatan untuk maju dan bermakna, sudah terlalu banyak opini dan harapan untuk pendidikan indonesia, kini hanya usahan dan belajar untuk mengisi kemerdekaan, melawan pengaruh yang menjerumuskan bangsa kita ke jurang kebodohan, menjadikan pendidikan bukan sebagai tempat untuk mengambil kesempatan tapi gunakan kesempatan untuk merubah pendidikan menjadi lebih baik.

Selamat Hari Pendidikan Nasional!

Semoga suatu saat nanti nama pendidikan tetap ada!


Penulis Ahmad Takbir Abadi
 ( Siswa SMAN 1 Maros, Alumni SMP 1 Turikale Maros, Alumni SD Negeri 39 Kassi Maros)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar