Sabtu, 21 Mei 2016

Mereka Mati Tapi Mereka Kuat : Untuk Aleppo





Ashabul Ukhdud tercermin dalam Al’Quran ” 4. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit,   5 . yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, 6.  ketika mereka duduk di sekitarnya,  7. sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Buruju: 4-7)

Dapat kita simpulkan bahwa Umat Islam yang mengalami kondisi seperti ashabul ukhdud , dibakar, dibunuh karena mempertahankan akidah dan iman nya cukup banyak terjadi pada masa dewasa ini. Seperti umat Islam di Afrika tengah, Muslim Rohingya di Myamar, Muslim Uighur di China. Dimasa lalu dialami juga oleh  muslim di Bosnia ,  semoga mereka gugur sebagai syuhada di jalan Allah.
Dan kini, diantara dekapan kota-kota metropolitan dunia, antara ruang-ruang tempat bersua dan menyimak kehidupan dengan aman,tentram dan damai, diantara suara-suara azan yang berkumandang  merdu serta bersahabat, memainkan irama kehidupan dalam melodi yang indah, menjadi ciri khas dari sekian ribu kota yang ada jagad dunia. Lampu sebagai penerangan terjamin oleh penguasa, keamanan rakyat ,keselamatan bangsa bahkan kesejahteraan rakyat adalah tanggung jawab negara,menjadi suapan bagi negara yang sedang aman  dan menikmati masa modernisasinya.

Diantara kota yang bersinar gemerlapan , berjejer pohon penghias kota sabagai lampion pelengkap, ditambah alun-alun kota menyajikan kualitas untuk umatnya. Suriah yang kini menjadi boneka rusia dan iran melakukan lebih dari 260 serangan udara, 110 artileri, 18 peluru kendali, 68 bom, membantai lebih dari 200 warga, serta melukai ratusan lainnya. Sangat canggih di dengar bukan, gempuran pesawat yang super canggih, suara bising kendaraan tank yang membumihanguskan,  suara tembakan yang berirama dengan rintihan air mata, lampu-lampu dari pesawat penyergap menjadi penerangan, alun-alun kota dikuasi oleh rezim yang kurang bermartabat, tertinndas dan terperangkap dijurang kekausaan.
Aleppo sebuah kota yang lahir di negara Suriah, menjadi kebiadaban rezim Bashar Assad terhitung dari April lalu, seakan dunia tutup muka, bahkan acuh terhadapnya,lebih sedih lagi seimannya pun kurang peduli padanya. Ditangan seorang penguasa ,rakyatnya menagis darah, anak-anaknya rehat untuk belajar dan merasakan diri sebagai korban penindasan, ibu-ibu berlarian menghindari senjata, para masyarakatnya saling campur aduk berkejaran mencari jalan,tak jarang perlawan tetap dialamatkan kepada mereka yang berkuasa tak mengenal asal.
Sembilan hari awal mulanya, gedung-gedung hancur ,sekolah berantakan, masjid dileburkan,bahkan rumah sakitpun harus menerima kejamnya Rezim di negara itu. Porak-porandakan tak beraturan, tertindas karena mahakarya negara dibelakangnya.
Ashabul Ukhdud telah dijanjikan dalam al Qur’an bahwa peristiwa ini akan terjadi pada Abad ke-21, muncullnya kaum muslim yang membunuh saudaranya sendiri dan tidak puduli dengan saudaranya menjadi salah satu pertanda untuk datangnya akhir zaman. Ahlul fasad (para pengusung kesesatan) selalu berusaha untuk menularkan dan mewariskan kesesatan mereka, dengan berupaya sekuat tenaga untuk melanggengkan kesesatannya tersebut. Bukan kah ini terjadi di Aleppo Suriah , semua penguasanya aktif dalam kontestasi merubut kekuasaan, semua penguasanya terlena menikmati keenakan duniawi, semua penguasanya dinamis akan kehidupan sejahtera, dan semua penguasanya menghalalkan segala cara untuk hidup diatas pendirataan ummatnya.


Dengan itu, dunia pun menyimpulkan bahwa Rezim Assad dan semua pihak yang mendukung kejahatan agresi militer berupa pengeboman, pembakaran, pembantaian, serta fitnah terhadap orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, yang merupakan umat Nabi Muhammad SAW di Aleppo adalah ‘Ashabul Ukhdud Abad ke-21. Dimana muncul sebauh kaum yang akan melakukan kerusakan dibumi dan akan menjemput Dajjal sebagai tamu kehormatan untuk datang bersamanya.

Sekarang dunia sedang melempiaskan kisah sedihnya dengan memberikan doa dan uluran tangan, entah hanya amankan simpati atau ikhlas dalam hati?, dunia sedang berduka melihat saudara-saudaranya tertimpah dibawah ketiak penguasa yang biadab dan tak bermartabat.

Hal yang perlu kita ketahui bahwa Kisah Ashabul Ukhdud menceritakan tentang penduduk sebuah negeri yang menyatakan keimanan kepada Allah SWT. Mereka terus mempertahankan keimanannya tersebut karena melihat saudaranya sarapan dengan ketidakadilan , meskipun penguasa negeri membunuh mereka semua dengan melemparkan ke dalam api yang menyala-nyala.

Seluruh umat islam dunia terpukul,sedih dan duka yang setiap hari di dengar. Mereka yang mempertahankan kebenaran harus merasakan ketimpangan , mereka yang  mempertahankan hak yang batil harus  merasakan kekikiran penguasa negerinya.

Oleh karena itu, untuk seluruh umat islam di dunia, dalam tulisan ini saya kabarkan kepada kalian semua , sebuah pertanyaan untuk memastikan kita tetap menjadi agama kedamaian dan rahmatan lil alamin. Apakah kita punya rasa kemanusiaan? Di saat saudara-saudara Aleppo bernyanyi dengan darahnya, Apakah kita punya rasa kasih sayang? Di saat mereka di Alepo menangis merujuk perih tak terhenti karena tirani, Apakah kita masih punya hati untuk melihat kesedihan di atas tanah Aleppo ?

Lubang, mayat, air mata, darah, runtuhan, boom, dan kerusakan.  hanya itu yang dapat kita lihat di Aleppo, disaat kita tertawa sebagai umat  islam sedangkan saudara kita yang juga umat islam membutuhkan uluran tangan dan doa kita semua. Kendati demikian hal ini tidak boleh dibiarkan, apapun yang terjadi keadilan tetap kebenaran yang nyata.

Untuk umat Muslim di seluruh dunia, dalam tulisan ini harapan saya mari kita tegakkan syariat islam dengan Qur’an , karena ini masalah keyakinan kita kepada Allah swt , tentang Islam, tentang saudara-saudara kita Aleppo. Kita berdoa agar kita dimatikan dalam khusnul Khotimah dan ditempatkan dalam syurga Firdaus . Aminn
  

Referensi Penulis
1. Perubahan Sosial yang nyata di Negeri Aleppo
2.
( Sumber Gambar: http://www.aljazeera.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar