Ahmad Takbir Abadi (kanan) bersama Muh Nur Adnan(kiri) Kader HMI Makassar Timur saat berdiskusi di hadapan gelas kopi
Hadirin pembaca, Indonesia memiliki konteks geografi yang sangat menarik. Berada pada garis katulistiwa da garis lintang yang sentral. Kondisi geografis dan tata letak pulau indonesia sangat mempengarahui pertumbuhan penduduk yang ada di Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki lima pulau besar dari Sabang sampai Marauke. Masing-masing pulau memiliki komposisi penduduk yang tentunya berbeda beda. Dari data yang tertera pulau Jawa yang memiliki penduduk terbanyak yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pulau Jawa merupakan lokasi yang pertama kali disentuh oleh banyaknya transaksi jual beli atau pusat pusat segala kehidup di Indonesia berasal dari pulau Jawa.
Prediksi tenggelamnya pulau Jawa tentu bukan sebuah prediksi main-main. Kajian dalam akal logika manusia tentu akan searah dengan kondisi yang saat ini dialami oleh manusia. Yang menjadi faktor alam adalah adanya pengaruh global yang berupa perubahan iklim dan cuaca sehubungan dengan aktivitas manusia di beberapa negara industri. Penyebaran polusi dan pengrusakan efek rumah kaca telah terjadi selama hampir 300 tahun sejak revolusi Industri.
Aktifitas yang demikian itu menimbulkan lapisan ozon berlubang dan semakin hari semakin besar, efeknya adalah radiasi cahaya matahari tidak langsung diserap atmosfir bumi namun langsung jatuh ke bumi, pemanasan global pun agaknya semakin hari akan menjadi kenyataan. Suhu bumi semakin panas.
Dikutub efek dari pemanasan ini bisa mencairkan es sehingga menambah volume air laut. akibatnya beberapa kota pantai dunia bisa tenggelam akibat meluapnya air laut.
Pulau Jawa yang kini memiliki banyak kota pantai akan terkena imbasnya. Bukan mustahil suatu saat kota-kota itu akan hanyut tenggelam bila air laut meluap naik ke daratan. Sementara besarnya gelombang yang terjadi akibat Tsunami (seperti di Aceh dan Pangandaran) cukup sulit dibendung dan diantisipasi.
Kisah tentang tenggelamnya peradaban-peradaban kuno seperti Benua Atlantik (Indonesia kuno) adalah suatu contoh bahwa kekuatan alam tidak bisa dihentikan oleh manusia. Setidaknya harus dengan kesadaran dan niat dari manusia untuk melakukan pencegahan sebelum hal itu terjadi. Kita berharap pulau Jawa tidak tenggelam seperti ramalan para pujangga tempo dahulu.
Tenggelamnya pulau Jawa hanya sebuah ancaman, namun tentu sangat berbahaya jika ini menjadi kenyataan. Antasipasinya tentu mudah, mari sama-sama merawat lingkungan. Salah satu solusi yang bisa menjadi kuncinya adalah Tranmigrasi.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang ramai ke pulau yang penduduknya masih kurang dari pulau asalnya. Umpanya penduduk dari Bali ber transmigrasi ke pulau Sumatera. Selain itu transmigrasi juga bisa diartikan perpindahan dari desa kekota ,dari pulau ke pulau, dan dari negara ke negara lain.
Dalam sejarahnya permulaan penyelenggaraan transmigrasi dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 1950. Transmigrasi pertama pada tahun 1950 saat itu memberangkatkan 25 Kepala Keluarga (KK) atau dengan total 98 jiwa. Lokasi awal saat itu yakni ke Lampung (23 KK) dan ke Lubuk Linggau (2 KK).
Istilah transmigrasi pertama kali dikemukakan oleh Bung Karno tahun 1927 dalam Harian Soeloeh Indonesia. Kemudian dalam Konferensi Ekonomi di Kaliurang, Yogyakarta, 3 Februari 1946, Wakil Presiden Bung Hatta menyebutkan pentingnya transmigrasi untuk mendukung pembangunan industrialisasi di luar Jawa.
Sebuah peristiwa yang terus dikenang dalam sejarah transmigrasi adalah kecelakaan 11 Maret 1974. Enam puluh tujuh pionir transmigran asal Boyolali, Jawa Tengah, yang hendak menuju Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Rumbiya, Sumatera Selatan, meninggal dunia.
Transmigrasi tentu bisa dilakukan dengan bimbingan Pemerintah. Indonesia harus menggunakan segala aspek yang ada, terutama luas sumber daya wilayah dan sumber daya alam yang ada di dalamnya.
Maka, sudah saatnya Pemerintah mengkaji dengan baik. Reklamasi tentu bisa dipikir lagi. Mengisi daerah dengan berbagai macam prestasi dengan membangun di seluruh penjuru negeri. Memeratakan tanpa tebang pilih. Selamat Hari Transmigrasi 12 Desember 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar